Presiden MU-PBB Prihatin Proyek Museum Toleransi
Sejauh ini belum ada tindakan tegas terhadap organisasi Yahudi yang membangun proyek tersebut

Hidayatullah.com--Presiden Majelis Umum PBB, hari Senin (13/9), menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas apa yang disebutnya sebagai penistaan atas pemakaman kuno Mamilla (Ma'man Allah) milik Muslim di Yerusalem Barat. Demikian agen berita PBB melaporkan.
Dalam sebuah nota yang diterbitkan oleh jurubicaranya, Ali Treki mengatakan bahwa dirinya "khawatir dengan tujuan proyek sekular yang sedang dibangun di atas tempat sakral, yang menjadi tempat pemakaman para tokoh agama selama lebih dari 14 abad."
Presiden MU-PBB itu lebih jauh mengatakan dirinya "yakin hal ini akan menjadi dasar aksi sakralijius dan provokatif yang mengancam perdamaian serta dialog antarwarga dan agama."
Awal Agustus lalu Yayasan Wakaf dan Pusaka Al-Aqsa, pemegang mandat pemeliharaan situs makam tersebut, mengatakan pihak Israel kembali membuldozer beberapa batu nisan dan batas makam yang baru saja direnovasi. Pemerintah Israel di Yerusalem berdalih melakukan pembongkaran setelah mendapati pihak yayasan memalsukan makam-makam.
Pada tahun 2009 lebih dari 1.500 makam dibongkar Israel untuk membangun Museum Toleransi yang didanai oleh Simon Wiesenthal Center--yayasan Yahudi yang memberikan hadiah uang dan medali kepada Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Tak lama kemudian, Rashid Khalidi salah seorang akademisi AS dan beberapa rekannya, yang nenek moyang mereka dikuburkan di pemakaman itu, berusaha mempertahankan makam dengan mengirimkan surat ke PBB dan organisasi internasional lainnya, dengan memberikan bukti-bukti baru perusakan yang dilakukan oleh Israel.
Kompleks pemakaman Muslim Ma'man Allah masih berfungsi hingga tahun 1948, ketika Yahudi memproklamirkan berdirinya Israel. Baca juga berita sebelumnya Makam Muslim Dirusak Israel Jadi Museum. [di/maan/hidayatullah.com]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar